PODCAST!!! Winie Kaori dan Kalapas Putu Andiyani Bangkitkan Motivasi Warga Binaan Terus Bergerak, Manfaatkan Waktu 24 Jam

Newtvkaori.com-BADUNG | Teruslah bergerak sebagai motivasi yang diberikan bagi Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Kerobokan, untuk memanfaatkan waktu selama 24 jam.
Hingga saat ini, bisa diperhatikan aktivitas dan kegiatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang telah memiliki sebuah skill (kemampuan) dan motivasi, untuk melewati hari demi hari didalam Lapas Perempuan Kerobokan.
Untuk itu, manajemen waktu sangatlah penting diterapkan dimanapun berada, yang diharapkan bisa menumbuhkan generasi-generasi unggul yang tidak mageran, tidak males dan tidak menyerah ditengah jalan. Hal inilah dianggap sebagai sebuah proses yang dilalui dan harus disyukuri bersama.
Demikian mengemuka, saat acara PODCAST yang dipandu oleh Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota (Winie Kaori) yang juga Owner PT Media Kaori Nusantara (MKN) dengan menghadirkan Narasumber Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Ni Luh Putu Andiyani di Lapas Perempuan Kerobokan, Kabupaten Badung, Selasa, 11 Maret 2025.
Menurut Kalapas Putu Andiyani, kegiatan pembinaan dilakukan setiap harinya yang diisi dengan kegiatan positif, yang membangkitkan motivasi Warga Binaan menuju arah lebih baik lagi.
Pertama, setiap pagi, Warga Binaan mengikuti pembinaan kepribadian berupa kerohanian buat Warga Binaan yang beraagama Islam, Kristen dan Hindu dengan menghadirkan Departemen Agama Kota Denpasar.
Kedua, lanjutnya Warga Binaan memperoleh program pembinaan kemandirian berupa pelatihan keterampilan, seperti menjahit, merajut, tata boga dan tata rias (salon), termasuk pelatihan pembuatan Dupa Kaori.
“Meski menjalani pidana, namun Warga Binaan juga berhak mengisi dan mengembangkan potensi diri lewat pelatihan keterampilan,” terangnya.
Apalagi, perempuan berkarya dan perempuan berdaya tidak hanya berdiam diri, tapi tetap aktif setiap waktu menambah skill atau kemampuan dengan antusias mendapatkan ilmu pengetahuan kemandirian disertai sejumlah aktivitas yang bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah.
“Kami terus memotivasi Warga Binaan, agar mereka tidak hanya sampai disini saja, tetapi nanti masih panjang perjalanan kehidupannya,” kata Putu Andiyani.
Untuk itu, pihaknya terus mengajak masyarakat diluar sana yang berkeinginan memberikan pembinaan dalam bentuk apapun di Lapas.
“Kami sangat berterima kasih, karena kami tidak bisa berdiri sendiri, tapi ada bantuan support dari masyarakat diluar sana,” ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut, Putu Andiyani mengaku puas, jika Warga Binaan
keluar dari dalam Lapas Perempuan Kerobokan
bisa memiliki skill atau keterampilan khusus, yang digunakan mencari pekerjaan, sehingga tidak lagi mengulangi perbuatannya.
Apalagi, Warga Binaan memiliki rasa jengah berkeinginan maju disertai semangat untuk bisa menjadi lebih baik, agar tidak dipandang sebelah mata.
Untuk itu, Warga Binaan harus tetap diberikan sebuah skill atau kemampuan dan pandangan, bahwa dunianya tidak berakhir sampai disini, karena mereka masih punya masa depan dan banyak orang-orang yang sayang, agar mereka bisa menjadi perempuan yang berguna, sekaligus suri tauladan bangkitnya perempuan untuk membuka lapangan pekerjaan.
Diharapkan, Warga Binaan bisa hidup tanpa mengandalkan orang lain.
Tak hanya itu, mereka bisa berdiri sendiri dengan menjadi seorang Wira Usaha, untuk merekrut beberapa orang bekerja di tempatnya.
“Itulah kepuasan dan kebanggaan kami, kalau Warga Binaan berhasil nantinya diluar sana, bisa hidup mandiri,” tambahnya.
Bukan hanya pelatihan keterampilan, tapi pihaknya juga menyediakan sekolah paket ABC.
Mengingat, tahun 2024 lalu, pihak Lapas Perempuan Kerobokan menjalin kerjasama dengan STIE Singaraja dengan memberikan kuliah D3 Ekonomi Wira Usaha secara gratis.
“Harapan kami disamping memiliki keterampilan, juga punya ilmu pengetahuan. Tidak tamat SD, SMP dan SMA, disini mereka bisa tamat SD, SMP dan SMA, sehingga waktu tidak terasa menanti terbebas dari Lapas,” urainya.
Menariknya, Lapas Perempuan Kerobokan telah menerapkan efektivitas manajemen waktu yang sudah terjadwal secara terperinci.
“Dengan diisi pikiran dan hatinya dipenuhi, sekaligus pendampingan yang merangkul, mereka bisa terbebas dari tekanan hidup, karena dibekali keterampilan khusus,” imbuhnya.
Patut diketahui, bahwa
Warga Binaan berjumlah 260 orang yang seharusnya berkapasitas 120 orang, sehingga terjadi over kapasitas.
Selain itu, Lapas Perempuan Kerobokan juga ada anak bawaan berupa bayi berjumlah 9 orang dan 1 orang hamil.
“Itu tetep dari hati, ada rasa keibuan dan kasih sayang, yang disini sangat kental kita rasakan. Semoga nanti menumbuh kembangkan apa yang menjadi binaan disini tidak perlu banyak lagi, tapi bisa setiap tahunnya berkurang dan kualitas binaannya tetap ditingkatkan,” pungkasnya. (Red).